Kebutuhan air rumah tangga bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk jumlah anggota keluarga, gaya hidup, dan kebiasaan penggunaan air. Rata-rata, setiap orang membutuhkan sekitar 50-100 liter air per hari untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti minum, mandi, mencuci pakaian, dan mencuci peralatan makan. Jumlah ini bisa berbeda tergantung pada faktor geografis dan kebiasaan individu. Tidak heran banyak rumah menyimpan air menggunakan toren air 1000 liter untuk memenuhi kebutuhan rumah.
Di Indonesia, sumber air untuk rumah tangga dapat berasal dari beberapa sumber utama, tergantung pada lokasi geografis dan infrastruktur setempat. Untuk perusahaan air yang umum digunakan adalah PDAM. PDAM adalah penyedia air minum yang diatur oleh pemerintah daerah di Indonesia. PDAM memanfaatkan sumber air dari sungai, danau, atau sumur bor untuk menyediakan air bersih ke rumah tangga melalui jaringan pipa distribusi.
Selain PDAM, kebanyakan rumah di Indonesia mengandalkan sumur bor, selain itu juga dari air sungai dan danau, dan sumber mata air. Pilihan sumber air untuk rumah tangga di Indonesia sering kali tergantung pada lokasi geografis, infrastruktur yang tersedia, dan tingkat ketersediaan air bersih di daerah tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang baik, termasuk perlindungan terhadap kualitas air dan upaya konservasi, penting untuk memastikan pasokan air yang aman dan berkelanjutan bagi seluruh populasi.
Namun jika dibandingkan manakah yang lebih baik, PDAM atau sumur bor? Untuk tahu kejelasan, simak poin-poin dibawah ini:
- Kebersihan Air
Air dari PDAM biasanya diatur dan dipantau oleh otoritas pemerintah setempat. PDAM memiliki sistem pengelolaan air yang canggih termasuk proses pengolahan seperti koagulasi, pengendapan, filtrasi, dan penambahan desinfektan (misalnya klorin) untuk memastikan air yang disalurkan ke pelanggan adalah aman dan bermutu baik.
Namun air dari sumur bor kebersihannya tergantung dengan kedalaman sumur, kondisi geologi, dan aktivitas manusia di sekitarnya. Sumur bor cenderung lebih rentan terhadap pencemaran dari limbah domestik atau bahan kimia jika tidak dikelola dengan baik.
- Air PDAM Terkadang Berbau Kaporit
PDAM sering menggunakan kaporit atau bahan kimia lainnya sebagai desinfektan untuk membunuh bakteri dan mikroorganisme lain dalam air. Jumlah kaporit yang ditambahkan harus dalam batas aman sesuai standar kesehatan, tetapi kadang-kadang bisa meninggalkan bau klorin atau kaporit yang tercium pada air yang baru saja keluar dari keran. Hal ini yang menyebabkan terkadang air PDAM berbau kaporit
Air sumur bor umumnya tidak mengandung bahan kimia desinfektan seperti kaporit kecuali ditambahkan secara sengaja. Bau pada air sumur bor bisa berasal dari konsentrasi mineral tertentu seperti besi atau mangan, atau dari sumber pencemaran lain di sekitar sumur.
- Air Sumur Rawan Kering
Untuk masalah debit air, air dari sumur bor rentan terhadap kering dibandingkan dengan air dari PDAM. Sumur bor mengambil air dari lapisan air tanah di bawah permukaan tanah. Ketersediaan air dalam sumur bor sangat tergantung pada siklus hujan dan perubahan pola air tanah di daerah tersebut. Jika musim kemarau panjang atau jika akses air tanah terganggu, kemungkinan air dalam sumur bor bisa menipis atau bahkan habis.
Di sisi lain, air dari PDAM biasanya lebih dapat diandalkan dalam hal ketersediaan karena sistem distribusi mereka biasanya dilengkapi dengan infrastruktur untuk memantau dan mengelola pasokan air secara terus-menerus. Namun, terkadang PDAM juga dapat mengalami masalah dengan pasokan air terganggu karena faktor seperti kekurangan air baku atau kerusakan infrastruktur.
Pilihan antara menggunakan air sumur bor atau air dari PDAM sering kali bergantung pada ketersediaan infrastruktur, geografis, dan kebutuhan spesifik rumah tangga. Penting untuk mempertimbangkan kedua opsi ini dengan hati-hati untuk memastikan pasokan air yang stabil dan aman bagi rumah tangga Anda.
